Minggu, 18 Maret 2012

RATU BALQIS DALAM AL QUR'AN


Balqis (Bilqis) adalah nama seorang ratu, kepala negara dan pemerintahan dari Negara Saba di masa hidup Nabi Sulaiman alaihis salam (AS). Kisah Ratu Balqis dan Nabi Sulaiman AS tertulis secara jelas dalam Al Qur’an Surat An Naml (ayat 20-44).

Bagaimanakah karakter Ratu Balqis sebagai seorang pemimpin negara dan pemerintahan?
1. Balqis adalah pemimpin yang demokratis, bukan yang otoriter dan bukan yang lemah. Karakternya terkisah dalam ayat 32, yaitu: Dia (Balqis) berkata,”Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku ini (Balqis menerima dan membaca surat dari Nabi Sulaiman AS tentang ajakan untuk berserahdiri kepada Allah SWT). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelisku”.  Kemudian dilanjutkan pada ayat 33, yaitu: Mereka menjawab,”Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan”.
2. Balqis adalah pemimpin yang bijaksana, mampu mengukur kekuatan diri, dan tidak mau mengorbankan rakyatnya.  Karakter ini terkisah dalam ayat 33 (di atas) dan ayat 34-35 sebagai berikut:  Dia (Balqis) berkata,”Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; ... Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan itu.”
3. Balqis adalah seseorang yang cerdas, mau dan mampu beriman setelah melihat bukti kebesaran Allah SWT sebagai pencipta alam semesta.  Setelah dia melihat singgasana yang mirip miliknya (sesungguhnya memang miliknya yang kemudian dimodifikasi atas perintah Nabi Sulaiman as.) dan setelah melihat istana Nabi Sulaiman AS yang berlantai kaca laksana kolam air, dia beriman. Karakter ini terkisah dalam ayat 44 yaitu: ... Dia (Balqis) berkata,” Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”

Apa yang dapat kita tarik dari kisah ini ditinjau dari segi gender?  Bicara tentang kepala negara dan pemerintahan berarti bicara tentang akses, kontrol dan partisipasi politik. Kisah Ratu Balqis dalam Al Qur’an menunjukkan bahwa Allah SWT tidak menghukumi pemimpin negara perempuan itu salah, nyatanya kisah Ratu Balqis ditulis dalam Surat An Naml sebanyak 24 ayat dengan segala perilakunya. Balqis adalah seorang pemimpin yang bijaksana, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, mau mendengar pendapat orang lain, dan cerdas, sehingga dia akhirnya beriman kepada Allah SWT bersama rakyatnya (kepercayaan yang dianut rakyat Negara Saba sebelumnya adalah penyembah matahari).   

Yang terpenting dalam sifat seorang pemimpin adalah dia memberikan manfaat kepada rakyatnya atau memberikan mudharat (kesengsaraan) dunia akhirat. Salah satu hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Muslim dari sahabat Abu Hurairah berisi bahwa pemimpin (imam) diangkat tidak lain kecuali untuk diteladani. Jika sang pemimpin adalah orang yang beriman, bertakwa, bijaksana serta memiliki sifat-sifat yang digariskan oleh agama, warganya pun akan mencontoh perilaku yang positif tersebut, negara tersebut mendapat rahmat dari Allah SWT sesuai janji Allah SWT dalam Surat Al A’raf ayat 96:”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. Sebaliknya, pemimpin yang dzalim, kesengsaraan yang diderita oleh warganya serta laknat dari Allah SWT, karena yang memilih pemimpin adalah rakyat (warga), akibat salah memilih kesengsaraan yang didapat.

Seorang pemimpin itu harus memenuhi kriteria sifat-sifat sebagai berikut:
 - siddiq (jujur). Siddiq ini tidak hanya sekedar jujur (tidak berbohong dan korupsi) saja, tetapi juga adil dan tidak berstandar ganda.
- amanah (terpercaya). Terpercaya dalam hal ini menyangkut komitmennya dalam melaksanakan kewajibannya selaku pemangku jabatan.
- fathonah artinya mempunyai kemampuan (kompetensi) juga cerdas (smart), menguasai bidangnya.
- tabligh (menyampaikan). Pemimpin mampu menjadi panutan yang baik, melakukan pembinaan kepada rakyatnya, juga menyampaikan kebenaran (mana yang haq dan yang bathil). 

Kisah Balqis dan Nabi Sulaiman AS merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia. Dari sejarah ini kita dapat banyak belajar tentang perilaku yang dikehendaki oleh Allah SWT, apalagi sumber sejarah ini adalah Al Qur’an yang tetap terjaga kemurnian isinya. Pemimpin yang bijaksana nan pandai tidak dapat diukur dari jenis kelamin atau gendernya, lelaki dan perempuan dapat menjadi pemimpin suatu negara atau institusi (kecuali dalam hal rumahtangga, terkait status suami-istri ada hukum tersendiri), asal dia memenuhi syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin.
Wal Allahu ’alam.

1 komentar:

  1. Elok sahaja karekter ratu balqis..... Sy terpanggil utk komen apabila seorang ustaz yang mahir dlm ilmu perubatan islam memandang serong dengan nama yang cukup hebat ini....adakah dengan pengalaman berbicara dengan jin yang tidak tahu asal usulnya terus sahaja ustaz ini menghambat dengan kata-kata sinis bg mereka yang punyai nama seperti itu?.... Saya cukup tidak puashati dengan saranan beliau ke atas nama indah sebegitu.... Apakah sumber bijaksana dari hadis / al Quran menjadi hujah beliau untuk menidakkan penggunaan nama itu?

    BalasHapus