Balqis (Bilqis) adalah nama seorang ratu, kepala negara dan pemerintahan dari Negara
Saba di masa hidup Nabi Sulaiman alaihis
salam (AS). Kisah Ratu Balqis dan Nabi Sulaiman AS tertulis secara jelas
dalam Al Qur’an Surat An Naml (ayat 20-44).
Bagaimanakah karakter Ratu Balqis sebagai seorang
pemimpin negara dan pemerintahan?
1. Balqis adalah pemimpin yang demokratis, bukan
yang otoriter dan bukan yang lemah. Karakternya terkisah dalam ayat 32, yaitu:
Dia (Balqis) berkata,”Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam
perkaraku ini (Balqis menerima dan membaca surat dari Nabi Sulaiman AS tentang
ajakan untuk berserahdiri kepada Allah SWT). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam
majelisku”. Kemudian dilanjutkan
pada ayat 33, yaitu: Mereka menjawab,”Kita memiliki kekuatan dan keberanian
yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan
berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan”.
2. Balqis adalah pemimpin yang bijaksana, mampu
mengukur kekuatan diri, dan tidak mau mengorbankan rakyatnya. Karakter ini terkisah dalam ayat 33 (di atas)
dan ayat 34-35 sebagai berikut: Dia
(Balqis) berkata,”Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri,
mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; ...
Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah,
dan (aku) akan menunggu apa yang akan
dibawa kembali oleh utusan itu.”
3. Balqis adalah seseorang yang cerdas, mau dan mampu beriman setelah melihat
bukti kebesaran Allah SWT sebagai pencipta alam semesta. Setelah
dia melihat singgasana yang mirip miliknya (sesungguhnya memang miliknya yang
kemudian dimodifikasi atas perintah Nabi Sulaiman as.) dan setelah melihat
istana Nabi Sulaiman AS yang berlantai kaca laksana kolam air, dia beriman.
Karakter ini terkisah dalam ayat 44 yaitu: ... Dia (Balqis) berkata,” Ya
Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat
zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
Apa yang dapat kita tarik dari kisah ini ditinjau dari
segi gender? Bicara tentang kepala
negara dan pemerintahan berarti bicara tentang akses, kontrol dan partisipasi politik. Kisah Ratu
Balqis dalam Al Qur’an menunjukkan bahwa Allah SWT tidak menghukumi pemimpin negara
perempuan itu salah, nyatanya kisah Ratu Balqis ditulis dalam Surat An Naml
sebanyak 24 ayat dengan segala perilakunya. Balqis adalah seorang pemimpin yang
bijaksana, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, mau mendengar pendapat
orang lain, dan cerdas, sehingga dia akhirnya beriman kepada Allah SWT bersama
rakyatnya (kepercayaan yang dianut rakyat Negara Saba sebelumnya adalah
penyembah matahari).
Yang terpenting dalam
sifat seorang pemimpin adalah dia memberikan manfaat kepada rakyatnya atau
memberikan mudharat (kesengsaraan) dunia akhirat. Salah satu hadits Rasulullah
saw yang diriwayatkan oleh Muslim dari sahabat Abu Hurairah berisi bahwa pemimpin (imam) diangkat tidak lain kecuali
untuk diteladani. Jika sang pemimpin adalah orang yang beriman, bertakwa, bijaksana
serta memiliki sifat-sifat yang digariskan oleh agama, warganya pun akan
mencontoh perilaku yang positif tersebut, negara tersebut mendapat rahmat dari
Allah SWT sesuai janji Allah SWT dalam Surat Al A’raf ayat 96:”Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. Sebaliknya, pemimpin
yang dzalim, kesengsaraan yang diderita oleh warganya serta laknat dari Allah
SWT, karena yang memilih pemimpin adalah rakyat (warga), akibat salah memilih kesengsaraan
yang didapat.
Seorang pemimpin itu
harus memenuhi kriteria sifat-sifat sebagai berikut:
- siddiq (jujur). Siddiq ini tidak hanya sekedar jujur (tidak berbohong dan korupsi) saja,
tetapi juga adil dan tidak berstandar ganda.
- amanah
(terpercaya). Terpercaya dalam hal ini menyangkut komitmennya dalam melaksanakan
kewajibannya selaku pemangku jabatan.
- fathonah
artinya mempunyai kemampuan (kompetensi) juga cerdas (smart), menguasai bidangnya.
- tabligh
(menyampaikan). Pemimpin mampu menjadi panutan yang baik, melakukan pembinaan
kepada rakyatnya, juga menyampaikan kebenaran (mana yang haq dan yang bathil).
Kisah Balqis dan Nabi Sulaiman AS merupakan bagian
dari sejarah kehidupan manusia. Dari sejarah ini kita dapat banyak belajar
tentang perilaku yang dikehendaki oleh Allah SWT, apalagi sumber sejarah ini
adalah Al Qur’an yang tetap terjaga kemurnian isinya. Pemimpin yang bijaksana
nan pandai tidak dapat diukur dari jenis kelamin atau gendernya, lelaki dan
perempuan dapat menjadi pemimpin suatu negara atau institusi (kecuali dalam hal
rumahtangga, terkait status suami-istri ada hukum tersendiri), asal dia
memenuhi syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin.
Wal Allahu ’alam.
Elok sahaja karekter ratu balqis..... Sy terpanggil utk komen apabila seorang ustaz yang mahir dlm ilmu perubatan islam memandang serong dengan nama yang cukup hebat ini....adakah dengan pengalaman berbicara dengan jin yang tidak tahu asal usulnya terus sahaja ustaz ini menghambat dengan kata-kata sinis bg mereka yang punyai nama seperti itu?.... Saya cukup tidak puashati dengan saranan beliau ke atas nama indah sebegitu.... Apakah sumber bijaksana dari hadis / al Quran menjadi hujah beliau untuk menidakkan penggunaan nama itu?
BalasHapus